KARBOHIDRAT
I.
TUJUAN
Mampu mengetahui pengertian dari karbohidrat dan
mampu mengetahui jenis-jenis karbohidrat melalui uji molish, uji benedict, uji
barfoed, uji seliwanoff dan uji pati dengan iodium.
II.
PRINSIP
Uji molish:
berdasarkan kondensasi furfural atau turunannya dengan a-naftol
Uji benedict:
berdasarkan reduksi Cu menjadi Cu⁺ yang mengendap menjadi Cu2O
berwarna merah bata
Uji barfoed:
berdasarkan reduksi Cu menjadi Cu⁺
Uji seliwanoff:
berdasarkan konvensi fruktosa menjadi asam levulinat dan hidroksimetil furfural
Uji pati dengan
iodium: berdasarkan pembentukan kompleks pati dengan iodium yang berwarna biru
III.
REAKSI
Uji Molish:
Uji Benedict:
Uji Barfoed:
Uji Seliwanoff:
Uji Pati dengan
iodium:
IV.
TEORI
Karbohidrat
adalah polihidroksi aldehid (aldosa) atau polihidroksi keton (ketosa) dan
turunannya atau senyawa yang bila dihidrolisa akan menghasilkan salah satu atau
kedua komponen tersebut. Karbohidrat merupakan sumber energi bagi aktivitas
kehidupan manusia disamping protein dan lemak. Di Indonesia kurang lebih 80-90%
kebutuhan energi berasal dari karbohidrat, karena makanan pokok orang Indonesia
sebagian besar mengandung karbohidrat seperti : beras, jagung, sagu, ketela
pohon dan lain-lain.
Sumber
utama karbohidrat adalah berasal dari tumbuh-tumbuhan (nabati). Karbohidrat
terbentuk dalam tumbuh-tumbuhan sebagai hasil reaksi dari karbondioksida (CO2)
dengan air (H2O) dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis
dalam tanaman yang berklorofil (bagian daun). Karbohidrat dalam makanan
biasanya dalam bentuk umbi-umbian, serealia maupun dalam batang tanaman. Selain
dari sumber nabati, karbohidrat juga berasal dari pangan hewani yang terbentuk
dalam jumlah yang kecil melalui proses biosintesa glikogen dan sintesa secara
kimiawi.
Karbohidrat
dapat dioksida menjadi energi, misalnya glukosa dalam sel jaringan manusia dan
hewan. Dalam tubuh, karbohidrat mengalami perubahan atau metabolisme yang
menghasilkan antara lain glukosa yang terdapat dalam darah. Sedangkan
karbohidrat yang disintesa dalam hati berupa glikogen digunakan oleh sel-sel
pada jaringan otot sebagai sumber energi.
Pada
umumnya karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi monosakarida, oligosakarida,
serta polisakarida. Monosakarida merupakan suatu molekul yang dapat terdiri
dari lima atau enam atom C, sedangkan oligosakarida merupakan polimer dari 2-10
monosakarida, pada pada umumnya polisakarida merupakan polimer yang terdiri
lebih dari 10 monomer monosakarida.
1. Monosakarida
Terdiri
atas 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis oleh larutan asam
dalam air menjadi karbohidrat yang lebih sederhana.tidak dapat dihidrolisis ke
bentuk yang lebih sederhana. Monosakarida dibedakan menjadi aldosa
dan ketosa.
Contoh dari aldosa yaitu glukosa dan galaktosa. Contoh ketosa yaitu fruktosa.
2.
Disakarida
senyawanya
terbentuk dari 2 molekul monosakarida yg sejenis atau tidak. Disakarida dapat
dihidrolisis oleh larutan asam dalam air sehingga terurai menjadi 2 molekul
monosakarida.
Senyawa
yang terdiri dari gabungan molekul-molekul monosakarida yang banyak Contoh
polisakarida adalah selulosa, glikogen, dan amilum.
4.
Polisakarida
Senyawa
yang terdiri dari gabungan molekul- molekul monosakarida yang banyak
jumlahnya, senyawa ini bisa dihidrolisis menjadi banyak molekul
monosakarida. Polisakarida merupakan jenis karbohidrat yang terdiri dari
lebih 6 monosakarida dengan rantai lurus/cabang.
Ada
beberapa metode uji kualitatif karbohidrat, yaitu:
1. Uji Molisch
Adalah uji untuk membuktikan adanya
karbohidrat. Uji ini efektif untuk berbagai senyawa yang dapat di dehidrasi
menjadi furfural atau substitusi furfural oleh asam sulfat pekat. Senyawa
furfural akan membentuk kompleks dengan α-naftol yang dikandung pereaksi
Molisch dengan memberikan warna ungu pada larutan.
1. Uji Benedict
Adalah uji untuk membuktikan adanya
gula pereduksi. Gula pereduksi adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan
bisa diurai menjadi sedikitnya dua buah monosakarida. Karateristiknya tidak
bisa larut atau bereaksi secara langsung dengan Benedict, contohnya semua
golongan monosakarida, sedangkan gula non pereduksi struktur gulanya berbentuk
siklik yang berarti bahwa hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada dalam
kesetimbangannya, contohnya fruktosa dan sukrosa. Dengan prinsip berdasarkan
reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O
berwarna merah bata. Untuk menghindari pengendapan cuco3 pada larutan natrium
karbonat (reagen Benedict), maka ditambahkan asam sitrat. Larutan tembaga
alkalis dapat direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau
monoketon bebas, sehingga sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton
bebas tidak dapat mereduksi larutan Benedict.
1. Uji Barfoed
Adalah uji untuk membedakan
monosakarida dan disakarida dengan mengontrol kondisi pH serta waktu pemanasan.
Prinsipnya berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+. Reagen
Barfoed mengandung senyawa tembaga asetat.
1. Uji Seliwanoff
Prinsipnya berdasarkan konversi
fruktosa menjadi asam levulinat dan hidroksimetil furfural oleh asam
hidroklorida panas dan terjadi kondensasi hidroksimetilfurfural dengan
resorsinol yang menghasilkan senyawa berwarna merah, reaksi ini spesifik untuk ketosa.
Sukrosa yang mudah dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa akan memberikan
reaksi positif dengan uji seliwanoff yang akan memberikan warna jingga pada
larutan.
1. Uji Pati dengan Iodium
Pati dan iodium membentuk ikatan
kompleks berwarna biru. Pati dalam suasana asam bila dipanaskan dapat
terhidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana, hasilnya diuji dengan
iodium yang akan memberikan warna biru.
V.
ALAT DAN BAHAN
A. Alat:
1. Tabung
reaksi
2. Pipet
tetes
3. Kertas
saring
4. Beaker
glass
5. Penangas
air
B. Bahan:
1. a-naftol
2. asam
sulfat pekat
3. sukrosa
4. glukosa
5. arabinosa
6. maltosa
7. pati
8. aquadest
9. resornil
10. HCL
11. Iodium
12. Natrium
sitrat
13. Na2CO3
14. CuSO4
15. Galaktosa
16. Fruktosa
17. Tembaga
asetat
18. Asam
laktat
19. Laktosa
20. Toluen
21. KI
22. NaOH
VI. PROSEDUR
1. Uji
Molish
3 tetes pereaksi molish ditambahkan ke dalam 1 ml
larutan karbohidrat, kemudian dikocok pelan-pelan dan ditambahkan 1 ml asam
sulfat pekat melalui dinding dalam tabung yang dimiringkan. Saat terjadi warna
pada bidang batas antara kedua lapisan cairan menunjukan reaksi positif.
Percobaan dilakukan kembali untuk larutan 0,1 M glukosa, sukrosa, maltosa,
arabinosa, larutan 1% amilum dan selulosa (kapas) yang disuspensikan dalam air.
2. Uji
Benedict
5 tetes larutan
karbohidrat ditambahkan pada tabung reaksi yang telah diisi dengan 2ml
reagen benedict, lalu dikocok. Lalu tabung reaksi ditempatkan di dalam penangas
air mendidih selama 5 menit, dan dibiarkan dingin. Perubahan warna diamati dan
diperhatikan apakah terbentuk endapan. Pembentukan endapan hijau, kuning, atau
merah menunjukan reaksi positip. Kemudian percobaan dilakukan kembali untuk
larutan 0,1 M glukosa, galaktosa, maltosa, sukrosa, fruktosa dan larutan 1%
pati. Lalu percobaan di ulangi kembali untuk larutan 0,1 M glukosa yang
diencerkan 2 kali, 10 kali, 50 kali dan 100 kali.
3. Uji
Barfoed
1 ml larutan 0,1 M glukosa ditambahkan kedalam
tabung reaksi yang berisi 1 ml pereaksi barfoed. Tabung tersebut dipanaskan di
atas air mendidih selama 3 menit dan didinginkan selama 2 menit pada air
mengalir. Pemanasan dilakukan kembali selama 15 menit jika tidak terjadi
reduksi selama 5 menit. Percobaan diulangi kembali masing-masing untuk larutan
0,1 M fruktosa, laktosa, maltosa, dan sukrosa
4. Uji
seliwanoff
2 ml larutan seliwanoff dimasukan kedalam tabung
reaksi dan ditambahkan beberapa tetes larutan 0,1 M fruktosa. Tabung reaksi
tersebut disimpan diatas penangas air mendidih selama 60 detik dan diperhatikan
perubahan warna yang terjadi. Percobaan diulangi kembali untuk masing-masing
larutan 0,1 M glukosa, dan sukrosa. Dan diulangi lagi untuk glukosa dengan
volume yang lebih besar, misalnya 1-2 ml. Reaksi positif untuk ketosa
ditunjukan dengan terjadinya perubahan warna merah dan endapan. Bila endapan
dilarutkan dalam alkohol terjadi larutan berwarna merah.
5. Uji
reaksi pati dengan iodium
A.
Menggunakan keping tetes:
Pada keping tetes, ditambahkan 1 tetes larutan
iodium pada 1 tetes larutan 1% pati, kemudian diamati perubahan warna dan
ditambahkan 1 tetes larutan 2N NaOH, dan yang terakhir ditambahkan 1 tetes 2N
HCL lalu diperhatikan perubahan warna yang terjadi. Lalu ditambahkan 1 tetes
larutan iodium pada 1 tetes larutan 1 % pati. Diamati perubahan warna yang
terjadi, kemudian ditambahkan 1 tetes larutan 2N HCL dan terakhir ditambahkan 1
tetes larutan 2N NaOH, diperhatikan perubahan warna yang terjadi.
B.
Menggunakan tabung reaksi:
Ke dalam 1 ml larutan 1% pati ditambahkan 2 tetes
larutan iodium. Dipanaskan, kemudian didinginkan kembali. Diperhatikan
baik-baik perubahan warna yang terjadi . ditambahkan 2 tetes larutan iodium ke
dalam 1 ml larutan 1% pati . lalu ditambahkan tetes demi tetes larutan
thiosulfat sampai warna hilang.
VII. DATA PENGAMATAN
1.
Uji
Molish
Keterangan:
+ = Ungu Muda
++ = Ungu Tua
+++ = Ungu Pekat
2.
Uji
Benedict
Keterangan :
+ = Hijau – Orange
- = Tidak ada perubahan
3.
Uji
Barfoed
4.
Uji
Seliwanoff
5.
Uji
Pati dengan Iodium
A. Keping Tetes
B. Tabung Reaksi
VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini akan dibahas mengenai hasil
pengujian beberapa macam karbohidrat dengan uji molish, uji benedict, uji
barfoed, uji seliwanoff dan uji pati dengan iodium. Untuk uji yang pertama
adalah uji molish, sampel yang diujinya adalah glukosa, sukrosa, maltose,
arabonosa dan amilum.uji molish ini adalah uji umum untuk karbohidrat.
Pertama-tama, sampel dimasukan kedalam tabung reaksi
sebanyak 1 mL, lalu ditambahkan 3 tetes pereaksi molish yaitu a-naftol.a-naftol ini berfungsi sebagai indicator warna. Kemudian sampel
ditambahkan 1 mL asam sulfat pekat melalui dinding dalam tabung yang
dimiringkan.Penambahan H2SO4 ini berfungsi untuk menghidrolisis glukosa menjadi
hidroksimetil furfural.Dan didapatkan hasil bahwa semua sampel positif
mengandung karbohidrat, karena ketika ditambahkan H2SO4 pekat terdapat cincin
ungu dipermukaan antara lapisan asam dan lapisan sampel.Terjadinya warna ungu
ini dikarenakan terjadi reaksi kondensasi antara furfural dengan
a-naftol.reaksi pembentukan furfural ini adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan
molekul air dari suatu senyawa.
Kemudian
uji benedict.Sampel yang diujinya adalah pato, fruktosa, sukrosa, maltose,
galaktosa dan glukosa.Uji benedict ini adalah uji untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Pertama-tama reagen benedict dimasukan kedalam
tabung reaksi sebanyak 2 mL, kemudian sampel dimasukan kedalam tabung reaksi yang telah berisi 2 mL reagen
benedict sebanyak 5 tetes, lalu dikocok. Tabung reaksi tersebut di tempatkan
dalam penangas air selama 5 menit dan di biarkan dingin. Ternyata didapatkan
hasil bahwa untuk fruktosa, maltose, galaktosa dan glukosa menujukan reaksi
positif yaitu terdapat endapan hijau – orange.
Pada reagen
benedict, natrium sitrat ini befungsi sebagai zat pengompleks, untuk mencegah
terjadinya pengendapan CuCO3 dalam larutan natrium bikarbonat.Sampel yang
menghasilkan reaksi positif ini adalah termasuk kedalam gula pereduksi.Karena
memiliki gugus aldehid atau keton bebas yang dapat mereduksi ion Cu²⁺ dalam
suasana alkalis menjadi Cu⁺ yang mengendap sebagai Cu2O.Warna endapan yang
terjadi tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang terdapat pada
sampel.Sedangkan pada sukrosa tidak terjadi endapan. Karena sukrosa bukan
termasuk gula pereduksi, karena pada sukrosa tidak ada struktur rantai terbuka
sehingga tidak rentan terhadap proses oksidasi reduksi.
Yang ketiga adalah uji Barfoed.Uji
barfoed ini untuk membedakan monosakarida dan disakarida.Sampel yang diujinya
adalah glukosa, fruktosa, laktosa, maltose dan sukrosa. Pertama-tama, sampel
karbohidrat dimasukan kedalam tabung reaksi yang sudah berisi 1 mL reagen
barfoed, lalu tabung tersebut dipanaskan didalam penangas air mendidih selama 3
menit dan didinginkan selama 2 menit pada air mengalir.
Ternyata didapatkan hasil bahwa glukosa dan fruktosa
menunjukan reaksi positif yaitu terdapat endapan warna merah.Sedangkan laktosa,
maltose dan sukrosa belum menunjukan hasil apapun, ketiga karbohidrat tersebut
dipanaskan kembali selama 15 menit dan didinginkan.Untuk sukrosa ternyata
menghasilkan endapan merah tetapi laktosa dan maltose tetap tidak ada
perubahan.Pada glukosa dan fruktosa menunjukan reaksi positif lebih cepat
dibandingkan laktosa dan sukrosa.In berarti glukosa dan fruktosa adalah
karbohidrat golongan monosakarida, karena monosakarida dapat mereduksi lebih
cepat dibandingkan disakarida, jadi Cu2O terbentuk lebih cepat oleh
monosakarida daripada disakarida.Hasil ini sesuai dengan literature yang
menjelaskan bahwa glukosa dan fruktosa adalah golongan monosakarida, sedangkan
laktosa, maltose dan sukrosa adalah golongan disakarida.
Pada laktosa dan maltose tetap tidak
terjadi endapan merah, menurut praktikan, ini disebabkan karena suhu air yang
digunakan untuk memanaskan sampel kurang tinggi.Karena saat pemanasan, air
belum mendidih. Mengingat waktu praktikum yang sudah hamper habis.
Yang keempat adalah uji
seliwanoff. Uji seliwanoff ini adalah uji spesifik untuk karbohidrat
golongan ketosa. Sampel yang diujinya adalah fruktosa, glukosa dan
sukrosa.Pertama-tama sampel dimasukan beberapa tetes kedalam tabung reaksi yang
telah berisi 2 mL larutan seliwanoff. Kemudian tabung reaksi tersebut disimpan
didalam penangas air mendidih selama 60 detik. Dan ddapatkan hasil bahwa fruktosa
menghasilkan reaksi yang positif.Yaitu perubahan warna menjadi orange
pudar.Perubahan warna orange ini menandakan bahwa sampel tersebut positif
mengandung senyawa ketosa.Warna tersebut disebabkan karena terjadinya reaksi
kondensasi resorsinol dengan furfural atau hidroksimetil furfural.
Hasil ini sesuai dengan literature bahwa fruktosa
adalah karbohidrat dari gugus ketosa.Dan glukosa adalah karbohidrat dari gugus
aldosa. Sedangkan untuk sukrosa, jika dididihkan lagi akan terjadi perubahan
warna (reaksi positif) karena sukrosa adalah karbohidrat dari fruktosa dan
glukosa.
Yang terakhir adalah uji pati dengan
iodium.Dan didapatkan hasil bahwa ketika pati menunjukan reaksi yang positif
yaitu terbentuk warna biru.Pembentukan warna biru ini dikarenakan pada
pati
terdapat unit-unit glukosa yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan
dengan konfigurasi tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat
membentuk kompleks dengan molekul iodium yang masuk kedalam spiralnya, sehingga menghasilkan warna biru.
IX. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa
karbohidrat adalah polihidroksi dari aldehid atau keton.
Uji molish : semua sampel menunjukan reaksi
positif.
Uji benedict : fruktosa, maltose, galaktosa dan glukosa
adalah gula pereduksi sedangkan sukrosa adalah gula non pereduksi.
Uji barfoed :
glukosa dan fruktosa merupakan monosakarida sedangkan laktosa, maltose
dan sukrosa merupakan disakarida.
Uji
seliwanoff : fruktosa adalah karbohidrat
dari gugus ketosa sedangkan glukosa adalah karbohidrat dari gugus aldosa
Uji pati : pati mengalami reaksi positif
X. DAFTAR PUSTAKA
Fessenden danFessenden. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Binarupa
Aksara, Jakarta.
Poedjiadi,Anna. 1994.
Dasar-dasar Biokimia, Penerbit : Universitas Indonesia . Jakarta
Sirajuddin, S dan
Najamuddin, U. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar:
LAMPIRAN
1
A.
Uji
Molish
1.
Warna
apa yang terlihat diantara permukaan kedua larutan tersebut?
2.
Gugus
apa dari karbohidrat yang memberikan uji molish positif?
Jawab
1.
Warna
yang terlihat diantara permukaan kedua larutan tersebut adalah warna ungu.
2.
Gugus
dari karbohidrat yang memberikan uji molish positif adalah hidroksimetil
furfural
B. Uji benedict
3.
Berapa
kadar glukosa terendah yang masih dapat diamati dengan uji benedict?
4.
Senyawa
apalagi selain Cu²⁺
yang dapat direduksi?
5.
Apa
fungsi dari natrium-sitrat?
Jawab
1.
Kadar
glukosa terendah yang masih dapat diamati adalah 1%
2.
Selain
Cu²⁺, yang dapat
direduksi adalah Ag⁺
3.
Fungsi
natrium-sitrat adalah sebagai zat pengompleks untuk mencegah terjadinya
pengendapan CuCO3 dalam larutan natrium karbonat.
C.
Uji
barfoed
1.
Larutan
karbohidrat mana yang mereduksi?
2.
Mengapa
pemanasan tidak terlalu lama?
Jawab
1.
Larutan
karbohidrat yang cepat mereduksi adalah glukosa dan fruktosa karena merupakan
monosakarida. Sedangkan yang lama mereduksinya adalah laktosa, maltose dan
sukrosa karena merupakan disakarida
2.
Pemanasan
tidak terlalu lama karena akan menyebabkan endapan merah bata yang terbentuk
akan semakin banyak
D. Uji seliwanoff
1.
Larutan
apa yang member uji seliwanoff positif tercepat?
2.
Dapatkan
uji ini digunakan untuk membedakan sukrosa dan fruktosa?
Jawab
1.
Larutan
yang memberikan reaksi positif tercepat adalah fruktosa. Karena merupakan
karbohidrat dari gugus ketosa
2.
Sebenarnya
bisa dilakukan untuk membedakan sukrosa dan fruktosa karena fruktosa akan
memberikan reaksi yang cepat sedangkan sukrosa memberikan reaksi yang lambat.
Karena walaupun sukrosa mempunyai gugus ketosa, tetapi sukrosa adalah hasil
dari fruktosa dan glukosa. Jadi akan memerlukan waktu yang lama dalam perubahan
warna.
E.
Uji
pati dengan iodium
1.
Jelaskan
terjadinya perubahan warna tersebut?
2.
Tuliskan
reaksi antara iodium dengan tiosulfat
Jawab
1.
Pembentukan
warna biru ini dikarenakan pada pati terdapat unit-unit glukosa yang membentuk
rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi tiap unit glukosanya.
Bentuk ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul iodium yang
masuk kedalam spiralnya, sehingga menghasilkan warna biru.
2.
Reaksi antara iodium dengan tiosulfat
LAMPIRAN
2
Gambar 7.1 Hasil
reaksi uji molish
Gambar 7.2 Hasil
reaksi uji benedict
Gambar 7.3 Hasil
reaksi sukrosa pada uji barfoed
Gambar 7.4 Hasil
reaksi maltose pada uji barfoed
Gambar 7.5 Hasil
reaksi laktosa pada uji barfoed
Gambar 7.5 Hasil
reaksi fruktosa pada uji barfoed
Gambar 7.6 Hasil
reaksi glukosa pada uji barfoed
jika suatu sampel diuji molish + , uji seliwanoff + , uji benedict -, uji iodin +. jenis apakah didalam sampel tersebut?
BalasHapuskak, untuk gambarnya kenapa tidak bisa terlihat ? makasih
BalasHapus