Minggu, 15 Februari 2015

BIOKIMIA PENENTUAN KADAR KOLESTEROL METODE CHOD-PAP



PENENTUAN KADAR KOLESTEROL
(METODE CHOD-PAP)


I.                   TUJUAN
1.1  Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan kolesterol dalam darah
1.2   Menginterpretasikan hasil laboratorium yang diperoleh

II.                PRINSIP
Berdasarkan pada metode CHOD-PAP. Yaitu kolesterol ditetapkan langsung dalam serum plasma dan sisi reaksi dimana ester kolesterol dihidrolisis, gugus 3-OH dihidrolisis kemudian hidrogen yang merupakan hasil reaksi (secara enzimatik)

III.             REAKSI
Ester kolesterol + H2O  kolesterol + RCOOH
Kolesterol + O2  kolesterol + H2O2
2H2O2 + fenol + 4 aminofenazon  4 P(benzokinon-monoimino) fenazon + 4H2O











IV.             TEORI
4.1  Pengertian Kolesterol
Kolesterol adalah lemak yang terdapat dalam aliran darah atau berada dalam sel tubuh, yang sebenarnya dibutuhkan untuk pembentukan dinding sel dan sebagai bahan baku beberapa hormon, namun apabila kadar kolesterol dalam darah berlebihan, akan mengakibatkan penyakit jantung koroner dan stroke. Kolesterol secara alami bisa dibentuk oleh tubuh sendiri, selebihnya didapat dari makanan hewani, seperti daging, unggas, ikan, margarin, keju, dan susu. Makanan yang berasal dari nabati, seperti buah, sayur, dan beberapa biji-bijian, tidak mengandung kolesterol.
Kolesterol sendiri tidak larut dalam darah, untuk itu perlu berikatan dengan pengangkutnya yaitu lipoprotein, yaitu low-density lipoprotein (LDL) atau high-density lipoprotein (HDL). Kolesterol yang normal harus di bawah 200 mg/dl. Apabila di atas 240, anda berisiko tinggi terkena serangan jantung atau stroke. Mengukur kadar kolesterol dengan metode “CHOD-PAP”2. Menjelaskan nilai normal kolesterol serta kadar patologis dari hasil. Melakukan diagnosa dini penyakit apa saja yang disebabkan oleh hasil kolesterol abnormal / patologis melalui bantuan hasil praktikum yang dilakukan. Metabolisme  lipoprotein  dapat  dibagi  atas  3 jalur, yaitu  jalur metabolisme eksogen, jalur metabolisme endogen danjalur reverse cholesterol transport pathway (RCTP).
Makanan berlemak yang kita makan terdiri dari trigliserida dan kolesterol. Selain  lemak  yang berasal  dari makanan, dalam  usus juga terdapat kolesterol dari hati yang dieksresi bersama empedu ke usus halus.Baik lemak diusus halus yang berasal dari makanan maupun berasal dari hati disebut lemak eksogen.Trigliserid dan kolesterol dalam usus halus akan diserap kedalam enterosit mukosa usus halus.Trigliserid akan diserap  sebagai  asam  lemak  bebas  sedang  kolesterol  sebagai kolesterol.Didalam  usus halus asam lemak bebas akan dirubah lagi menjadi trigliserd,sedang kolesterol akan mengalami esterifikasi menjadi kolesterol ester dan keduanya bersama fosfolipid dan apolipoprotein akan membentuk lipoprotein yang dikenal dengan kilomikrom.
4.2  Kolesterol HDL
Kolesterol HDL disebut sebagai lemak yang “baik”, lantaran dapat membersihkan dan mengangkut timbunan lemak dari dinding pembuluh darah ke hati. Kolesterol HDL yang ideal harus lebih tinggi dari 40 mg/dl untuk pria, atau di atas 50 mg/dl untuk wanita. Penyebab kolesterol HDL yang rendah adalah kurang gerak badan, terlalu gemuk, serta kebiasaan merokok. Selain itu hormon testosteron pada pria, steroid anabolik, dan progesteron bisa menurunkan kolesterol HDL; sedangkan hormon estrogen wanita menaikkan HDL sedangkan perbedaan kolesterol Lp(a) adalah suatu variasi dari kolesterol LDL. Lp(a) yang tinggi berbahaya bagi jantung. Penyebab peningkatan Lp(a) belum jelas, mungkin berkaitan dengan faktor genetik.
HDL merupakan kolesterol “baik” yang membawa lipoprotein dengan kerapatan tinggi (high-density lipoproteins). Bila memiliki lebih artinya berada pada risiko rendah terkena penyakit jantung koroner.
4.2.1        Kadar HDL (“Kolesterol Baik”)
Kurang dari 50 (wanita)/ 40 (pria)
Normal
Lebih dari 60
Tinggi



HDL mengangkut kolesterol dari sel-sel untuk kembali ke liver. Semakin tinggi kadar HDL, semakin baik bagi kita. Progesteron, anabolic steroid, dan testosteron cenderung menurunkan HDL, sementara estrogen menaikkan kadar HDL.
4.2.2        Rasio Kolesterol
Biasanya diberikan hasil kolesterol sebagai rasio kolesterol total terhadap kolesterol HDL (hal ini sama dengan menyatakan kolesterol total dibandingkan dengan kolesterol HDL).
Menurut American Heart Association (AHA), rasio sebaiknya di bawah 5:1 dengan jumlah optimal 3.5:1. Mungkin juga untuk membandingkan kolesterol LDL dengan kolesterol HDL untuk mendapatkan rasio ( sama saja dengan menyatakan rasio kolesterol LDL terhadap kolesterol HDL). Dalam hal ini, rasio harus di bawah 3.5. Bagaimanapun, AHA merekomendasikan untuk menggunakan angka mutlak untuk kolesterol dibandingkan rasio. Alasannya angka mutlak dapat membantu dokter memutuskan tipe penyembuhan yang dibutuhkan pasien dibandingkan rasio.
4.3   Kolesterol LDL.
Kolesterol LDL merupakan kolesterol “jahat” yang membawa lipoprotein dengan kerapatan rendah (low-density lipoproteins). Sebaiknya kadar kolesterol LDL rendah karena berkaitan dengan risiko lebih tinggi penyakit jantung. Kolesterol LDL atau Lemak yang “Jahat” Kolesterol LDL adalah lemak yang “jahat”, karena bisa menimbun pada dinding dalam dari pembuluh darah, terutama pembuluh darah kecil yang mensuplai makanan ke jantung dan otak. Timbunan lemak itu makin lama makin tebal dan makin keras, yang dinamakan arteriosklerosis, dan akhirnya menyumbat aliran darah. Kolesterol LDL yang optimal adalah bila kadarnya dalam darah di bawah 100 mg/dl. Kolesterol LDL 100 – 129 mg/dl dimasukkan kategoriperbatasan (borderline), apabila di atas 130 dan disertai factor risiko lain seperti merokok, gemuk, diabetes, tidak olahraga, apalagi jika sudah mencapai 160 atau lebih, maka segera perlu diberi obat.
Kurang dari 100
Optimal
100-129
Mendekati optimal
130-159
Batas normal tertinggi
160-189
Tinggi
Lebih dari 190
Sangat tinggi
LDL adalah pengangkut kolesterol dari liver ke sel-sel. Bila terlalu banyak LDL, kolesterol akan menumpuk di dinding-dinding arteri dan menyebabkan sumbatan arteri (aterosklerosis). Semakin rendah kadar LDL, semakin kecil risiko Anda terkena serangan jantung dan stroke. Faktor risiko penyakit jantung dan stroke lainnya menentukan seberapa tinggi LDL Anda seharusnya dan penanganan apa yang tepat bagi Anda.
4.3.1        Menghitung kolesterol LDL
Bila trigliserida kurang dari 400 mg/dL, dokter dapat menghitung kadar LDL kolesterol berdasarkan kadar kolesterol total, kolesterol HDL dan trigliserida yang telah diperiksa. Persamaan yang digunakan dokter : Kolesterol LDL = kolesterol total-( kolesterol HDL + trigliserida/5 ). Hanya dokter yang sebaiknya menentukan cara terbaik untuk mengevaluasi dan menafsirkan kadar kolesterol. Diskusikan dengan dokter bila memiliki pertanyaan tentang kadar kolesterol atau cara terbaik untuk mengurangi risiko terkena penyakit jantung.
4.4 Rasio Kolesterol
Yang dimaksud dengan Rasio Kolesterol (Cholesterol Ratio) adalah perbandingan dari kolesterol total dibagi dengan kolesterol HDL. Misalnya bila kolesterol total anda 200 mg/dl, kolesterol HDL 50 mg/dl, maka Rasio Kolesterol adalah 200 : 50 = 4 : 1. Upayakan Rasio selalu di bawah 5 : 1, rasio yang optimal adalah 3.5 : 1.
Kolesterol pada Wanita
Umumnya wanita mempunyai kolesterol HDL yang lebih tinggi daripada pria. Hormon estrogen wanita bisa menaikkan HDL, sehingga wanita sebelum menopause jarang kena serangan jantung. Wanita juga lebih banyak yang trigliseridanya tinggi. Makin tua dan makin gemuk, menyebabkan kolesterol dan trigliseridanya makin tinggi pula. Sebenarnya proses penebalan pembuluh darah atau arteriosklerosis dimulai dari kolesterol yang tinggi pada masa anak. Oleh karena itu, upayakan kolesterol darah di bawah 170 mg/dl dan kolesterol LDL paling tinggi 110 mg/dl untuk anak dan remaja.
Untuk memperbaiki kadar trigliserida omega 3 dan serat memiliki peranan yang cukup penting. Oleh karena itu konsumsi suplemen jely gamat, spirulina dan vitaluxor dianjurkan bagi mereka yang memiliki masalah.   Kalung bio Fir dapat digunakan untuk menunjang kesehatan.  sekedar info berikut ini adalah ambang batas trigliserida dalam darah sbb :
1.       Kadar yang diingini : maksimal 150 mg / dl
2.       kadar ambang batas tinggi : antara 151 - 250 mg /dl
3.       Kadar trigliserida tinggi : 251 - 400 mg / dl
4.       Kadar trigliserida amat tinggi : 401 mg / dl atau lebih






















V.                ALAT DAN BAHAN
5.1  ALAT
1.      Spektrometer
2.      Kuvet
3.      Pipet piston
4.      Tabung reaksi

5.2  BAHAN
1.      Serum
2.      Reagen
3.      Standar




















VI.             PROSEDUR
Pertama blangko reagen diukur. Lalu dibuat larutan standar dengan cara 2 ml reagen dan 0,02 ml standar dipipetkan kedalam tabung reaksi, larutan standar tersebut di inkubasikan pada suhu 20°-25° selama 10 menit lalu diukur absorbansinya. Percobaan dilakukan selama 60 menit. Kemudian dibuat larutan sampel dengan cara 2ml reagen dan 0,02 ml sample (serum) dipipetkan kedalam tabung reaksi yang kemudian diinkubasikan selama 10 menit pada suhu 20°-25°, lalu diukur absorbansinya. Percobaan dilakukan selama 60 menit.























VII.          DATA PENGAMATAN

Konsentrasi Kolesterol            =  x 200
 =  x 200
 = 149, 67 mg/dL





















VIII.       PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini akan dibahas mengenai penentuan kadar kolesterol yang bertujuan untuk mengetahui kadar kolesterol darah pada pasien. Seperti yang telah kita ketahui kolesterol merupakan komponen struktural yang penting dari membran sel dan prekursor pada biosintesis asam empedu dan hormon steroid. Penentuan kadar kolesterol ini dilakukan berdasarkan pada metode CHOD-PAP, yang mana kolesterol total ditetapkan langsung dalam serum  dengan satu sisi reaksi dimana ester kolesterol dihidrolisis, gugus 3-OH dioksidasi, kemudian hidrogen peroksida yang merupakan salah satu hasil reaksi ditetapkan secara enzimatik.
Pertama blangko reagen diukur terlebih dahulu panjang gelombangnya untuk memastikan bahwa panjang gelombang yang dimiliki oleh blangko reagen sesuai dengan panjang gelombang menurut literatur yaitu 546. Dan juga untuk melihat apakah reagen tersebut murni atau tidak. Pengukuran pada panjang gelombang tersebut adalah karena pada panjang gelombang tersebut hasilnya akan terdeteksi. Kemudian setelah diukur panjang gelombang dari blangko reagen dilanjutkan dengan membuat larutan standar yang berisi 2ml reagen yang berisi 4-aminofenazon, fenol, peroksidase, kolesterol esterase, kolesterol oksidase dan pipes buffer, juga 0,02ml standar. 2ml reagen dan 0,02ml standar tersebut dipipetkan dengan menggunakan mikro pipet kedalam tabung reaksi. Pemipetan ini dilakukan dengan menggunakan mikro pipet bertujuan agar jumlah larutan yang dipipet sesuai dengan yang diminta karena pada mikro pipet ini terdapat settingan volume yang akan digunakan untuk memipet sehingga larutan yang akan kita pipet akan sesuai dengan apa yang kita inginkan.  Kemudian larutan standar tersebut diinkubasikan pada suhu 20°-25° C (suhu ruangan) selama 10 menit. Alasan dilakukannya inkubasi ini adalah karena pada reagen yang terdapat dalam larutan standar tersebut mengandung enzim yang  memerlukan waktu tertentu untuk bereaksi secara optimum, sehingga dibutuhkan waktu inkubasi.
Setelah diinkubasikan selama 10 menit pada suhu ruangan, larutan standar tersebut dimasukan kedalam kuvet.  Pada saat memegang kuvet harus diperhatiakan cara memegangnya. Kuvet harus dipegang pada bagian yang buram, karena jika dipegang pada bagian bening kuvet maka dikhawatirkan akan mengganggu absorbansi, disebabkan oleh adanya protein dari tangan kita yang mungkin tertinggal pada kuvet. pada saat penyimpanan kuvet didalam spektro pun harus diperhatikan. Yaitu bagian kuvet yang dihadapkan pada sinar adalah yang terdapat garis berupa segitiga. Bukan bagian kuvet yang terdapat lengkungan disisinya. Jika yang dihadapkan pada sinar adalah bagian kuvet yang terdapat lengkungan pada sisinya kemungkinan sinar yang akan menembus kuvet justru akan berbelok arah dan tidak tepat sasaran karena bentuk kuvet yang tidak simetris.
Kemudian setelah kuvet yang berisi larutan standar tersebut dimasukan kedalam spektrofotometer, maka dibaca absorbansinya. Setelah diketahui absorbansinya maka larutan standar tersebut diinkubasikan kembali selama 10 menit kemudian diukur kembali nilai absorbansinya. Pengukuran absorbansi ini dilakukan sebanyak 6 kali atau selama 60 menit untuk memperoleh nilai absorbansi yang konstan pada larutan sample.
Kemudian dibuat larutan sample dengan perlakuan yang sama seperti pembuatan larutan standar. Tetapi pada larutan sampel ini yang dipipet kedalam tabung reaksi adalah 2ml larutan reagen dan 0,02ml sample (serum) kemudian larutan standar ini diinkubasikan selama 10 menit pada suhu ruangan yang kemudian dilanjut dengan memasukannya kedalam kuvet untuk dilihat nilai absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer. Pembacaan nilai absorbansi pada larutan sampel juga dilakukan sebanyak 6 kali atau selama 60 menit untuk menghasilkan nilai absorbansi yang konstan.
Setelah dilakukan percobaan selama 60 menit atau 6 kali pembacaan absorbansi, maka nilai absorbansi dari larutan sampel dan larutan standar tersebut di masukan kedalam persamaan untuk menghitung kadar kolesterol yang terdapat pada sampel (serum). Akan tetapi didapatkan hasil bahwa absorbansi larutan standar tidak didapatkan nilai yang konstan. Sedangkan pada absorbansi sampel didapatkan hasil yang konstan pada menit ke 50 dan 60. Yaitu sama-sama memiliki absorbansi 0,455 nm. Karena pada absorbansi sampel tidak ada yang konstan, maka dari itu nilai yang diambil untuk menghitung kadar kolesterol  ini adalah absorbansi yang paling akhir (nilai absorbansi yang ke-6) karena pada absorbansi yang paling akhir ini dianggap sebagai absorbansi yang konstan yaitu yang tidak akan berubah-ubah lagi.
Setelah dimasukan kedalam persamaan ternyata didapatkan hasil bahwa sample yang diuji memiliki kadar kolesterol 149,67 mg/dL. Hasil ini menunjukan bahwa sampel yang diuji memiliki kadar kolesterol yang normal. Pada literatur dijelaskan bahwa kadar kolesterol normal adalah <200  mg/dL. Apabila kadar kolesterol didalam darah diatas normal yaitu >200 mg/dL maka dapat beresiko terkena stroke ataupun penyakit jantung koroner. Kadar kolesterol normal berada pada rentang <200 mg/dL, sedangkan batas tinggi kolesterol berada pada rentang 200-239 mg/dL, dan batas tinggi kolesterol adalah 240 mg/dL. Kolesterol ini diproduksi di dalam hati serta usus halus yang kemudian akan beredar didalam darah. Didalam darah, kolesterol terikat oleh suatu zat lipoprotein, zat tersebut terdiri dari: kilomikron, yaitu suatu zat yang berfungsi membawa energi dalam bentuk lemak ke otot. VLDL (Very Low Density Lipoprotein), zat yang berfungsi untuk membawa kolesterol yang telah dikeluarkan oleh hati ke jaringan otot untuk disimpan sebagai cadangan energi. LDL (Low Density Lipoprotein), IDL (Intermediate Low Density Lipoprotein), dan HDL (High Density Lipoprotein). Akan tetapi, pada saat menjalankan fungsinya, kolesterol yang memiliki kepadatan protein lebih rendah (VLDL, ILDL, LDL) mudah sekali menempel pada dinding pembuluh darah koroner, sehingga menimbulkan timbunan lemak yang biasa disebut dengan asterosklerosis. Jika pembuluh darah tersumbat oleh timbunan lemak tersebut, maka akan menyebabkan stroke, serangan jantung, dan lainnya yang mengarah fatal kepada tubuh manusia. Oleh karena itu LDL disebut juga kolesterol jahat. Sementara HDL berfungsi membersihkan dan mengangkut timbunan lemak dari dinding pembuluh darah ke hati.
 Kolesterol dalam darah yang berada diatas normal disebabkan karena adanya asupan makanan yang banyak mengandung lemak jenuh dan gaya hidup yang tidak teratur dan seimbang. Tubuh memang memerlukan kolesterol untuk membantu membentuk dinding sel, sebagai bahan dasar dari pembentukan hormon-hormon steroid dan sebagai sumber energi bagi tubuh. Sebenarnya kolesterol secara alami telah dihasilkan oleh tubuh yang berasal dari organ hati yang menyumbang kolesterol hingga 80 % sedangkan 20 % lainnya berasal dari sumber makanan dan minuman yang dikonsumsi setiap harinya.


















IX.             KESIMPULAN
Dari hasil percobaan pada praktikum kali ini maka dapat disimpulkan bahwa pada penentuan kadar kolesterol ini harus dilakukan persiapan terhadap pasien terlebih dahulu untuk menghindari kesalahan dalam pemeriksaan kadar kolesterol. Dan sampel yang diuji memiliki kadar kolesterol yang normal, yaitu 149,67 mg/dL.

























X.                DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 1997. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol. 2. EGC. Jakarta

Panil, Z, 2007. “Memahami Teori dan Praktik Biokimia Dasar Medis untuk Mahasiswa Kedokteran, Keperawatan, Gizi dan Analis Kesehatan”: EGC. Jakarta.

Poedjiadi, Anna. 1994. “Metabolisme Karbohidrat. Dasar – dasar Biokimia”. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).






















LAMPIRAN


1.      Tuliskan struktur kolesterol dan jelaskan manfaat kolesterol di dalam tubuh kita !
2.      Mengapa kolesterol di dalam darah ada dalam bentuk lipoprotein dan sebutkan macam-macam lipoprotein !
3.      Selain kolesterol, apa saja yang termasuk lipid plasma ?
4.      Bagaimana prinsip pemeriksaan kolesterol dengan metoda CHOD-PAP ?
Jawab
1.      Struktur kolesterol
kolesterol.png
Manfaat kolesterol di dalam tubuh adalah sebagai berikut:
a.       Membentuk hormon seks yang sangat penting bagi perkembangan di fungsi organ seksual
b.      Membentuk hormon korteks adrenal yang penting bagi metabolisme dan keseimbangan dalam tubuh
c.       Pertumbuhan jaringan otak dan syaraf
d.      Pembungkus jaringan syaraf dan melapisi membran sel
e.       Membuat vit.D yang sangat bermanfaat untuk menyerap kalsium tubuh sehingga kesehatan tulang dapat terjaga
f.       Bahan baku pembentukan asam garam empedu yang berperan meningkatkan pembuangan lemak
2.      Kolesterol di dalam darah ada dalam bentuk lipoprotein karena kolesterol merupakan lemak yang tidak larut dalam darah, maka kolesterol ini memerlukan bantuan untuk dapat beredar dalam pembuluh darah. Oleh karena itu kolesterol dalam darah ini akan terikat pada suatu kendaraan yang disebut lipoprotein yang dapat membantu kolesterol untuk beredar didalam pembuluh darah. Macam-macam lipoprotein adalah kilomikron, VLDL (very low density lipoprotein), IDL (intermediet density lipoprotein), LDL (low density lipoprotein) dan HDL (high density lipoprotein)
3.      Selain protein, yang termasuk lipid plasma adalah asam lemak bebas, trigliserida dan fosfolipid
4.      Prinsip pemeriksaan kolesterol dengan metoda CHOD-PAP ini adalah berdasarkan pada metoda CHOD-PAP, yaitu kolesterol total ditetapkan langsung di dalam plasma atau serum dengan satu sisi reaksi dimana ester kolesterol dihidrolisis, gugus 3-OH kolesterol dioksidasi, kemudian hidrogen peroksida yang merupakan salah satu hasil reaksi ditetapkan secara enzimatik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar