PENENTUAN
KADAR KOLESTEROL
(METODE CHOD-PAP)
(METODE CHOD-PAP)
I.
TUJUAN
1.1 Menyiapkan
pasien untuk pemeriksaan kolesterol dalam darah
1.2 Menginterpretasikan hasil laboratorium yang
diperoleh
II.
PRINSIP
Berdasarkan pada metode
CHOD-PAP. Yaitu kolesterol ditetapkan langsung dalam serum plasma dan sisi
reaksi dimana ester kolesterol dihidrolisis, gugus 3-OH dihidrolisis kemudian
hidrogen yang merupakan hasil reaksi (secara enzimatik)
III.
REAKSI
Ester kolesterol + H2O kolesterol + RCOOH
Kolesterol + O2 kolesterol + H2O2
2H2O2 + fenol + 4
aminofenazon 4 P(benzokinon-monoimino) fenazon + 4H2O
IV.
TEORI
4.1 Pengertian
Kolesterol
Kolesterol adalah lemak yang terdapat dalam aliran
darah atau berada dalam sel tubuh, yang sebenarnya dibutuhkan untuk pembentukan dinding sel dan sebagai
bahan baku beberapa hormon,
namun apabila kadar kolesterol dalam darah berlebihan, akan mengakibatkan
penyakit jantung koroner dan stroke. Kolesterol secara alami bisa dibentuk
oleh tubuh sendiri, selebihnya
didapat dari makanan hewani, seperti daging, unggas, ikan, margarin, keju, dan susu. Makanan yang berasal dari nabati, seperti buah, sayur, dan
beberapa biji-bijian, tidak mengandung
kolesterol.
Kolesterol sendiri tidak larut dalam darah, untuk itu
perlu berikatan dengan
pengangkutnya yaitu lipoprotein, yaitu low-density
lipoprotein (LDL) atau high-density lipoprotein (HDL). Kolesterol
yang normal harus di bawah 200 mg/dl. Apabila di atas 240, anda berisiko tinggi terkena serangan jantung atau
stroke. Mengukur kadar kolesterol dengan metode “CHOD-PAP”2. Menjelaskan nilai normal kolesterol serta kadar
patologis dari hasil. Melakukan diagnosa dini penyakit apa saja yang
disebabkan oleh hasil kolesterol abnormal / patologis melalui bantuan hasil
praktikum yang dilakukan. Metabolisme
lipoprotein dapat dibagi atas 3 jalur, yaitu
jalur metabolisme eksogen,
jalur metabolisme endogen danjalur
reverse cholesterol transport pathway (RCTP).
Makanan berlemak yang kita makan
terdiri dari trigliserida dan kolesterol.
Selain lemak yang berasal dari makanan, dalam usus juga
terdapat kolesterol dari hati yang
dieksresi bersama empedu ke usus halus.Baik lemak diusus halus yang
berasal dari makanan maupun berasal dari
hati disebut lemak eksogen.Trigliserid dan kolesterol dalam usus halus
akan diserap kedalam enterosit mukosa usus halus.Trigliserid akan diserap sebagai asam lemak
bebas sedang kolesterol sebagai kolesterol.Didalam usus halus asam lemak
bebas akan dirubah lagi menjadi trigliserd,sedang kolesterol akan
mengalami esterifikasi menjadi kolesterol ester dan keduanya bersama fosfolipid
dan apolipoprotein akan membentuk lipoprotein yang dikenal dengan kilomikrom.
4.2 Kolesterol HDL
Kolesterol HDL disebut sebagai lemak yang “baik”,
lantaran dapat membersihkan dan mengangkut timbunan lemak dari dinding pembuluh
darah ke hati. Kolesterol HDL yang ideal harus lebih tinggi dari 40 mg/dl untuk
pria, atau di atas 50 mg/dl untuk wanita. Penyebab kolesterol HDL yang rendah
adalah kurang gerak badan, terlalu gemuk, serta kebiasaan merokok. Selain itu
hormon testosteron pada pria, steroid anabolik, dan progesteron bisa menurunkan
kolesterol HDL; sedangkan hormon estrogen wanita menaikkan HDL sedangkan
perbedaan kolesterol Lp(a) adalah suatu variasi dari kolesterol LDL. Lp(a) yang
tinggi berbahaya bagi jantung. Penyebab peningkatan Lp(a) belum jelas, mungkin
berkaitan dengan faktor genetik.
HDL merupakan kolesterol “baik” yang membawa
lipoprotein dengan kerapatan tinggi (high-density lipoproteins). Bila memiliki
lebih artinya berada pada risiko rendah terkena penyakit jantung koroner.
4.2.1
Kadar HDL (“Kolesterol
Baik”)
Kurang
dari 50 (wanita)/ 40 (pria)
|
Normal
|
Lebih dari
60
|
Tinggi
|
HDL
mengangkut kolesterol dari sel-sel untuk kembali ke liver. Semakin tinggi kadar
HDL, semakin baik bagi kita. Progesteron, anabolic steroid, dan testosteron
cenderung menurunkan HDL, sementara estrogen menaikkan kadar HDL.
4.2.2
Rasio Kolesterol
Biasanya
diberikan hasil kolesterol sebagai rasio kolesterol total terhadap kolesterol
HDL (hal ini sama dengan menyatakan kolesterol total dibandingkan dengan
kolesterol HDL).
Menurut
American Heart Association (AHA), rasio sebaiknya di bawah 5:1 dengan jumlah
optimal 3.5:1. Mungkin juga untuk membandingkan kolesterol LDL dengan
kolesterol HDL untuk mendapatkan rasio ( sama saja dengan menyatakan rasio
kolesterol LDL terhadap kolesterol HDL). Dalam hal ini, rasio harus di bawah
3.5. Bagaimanapun, AHA merekomendasikan untuk menggunakan angka mutlak untuk kolesterol
dibandingkan rasio. Alasannya angka mutlak dapat membantu dokter memutuskan
tipe penyembuhan yang dibutuhkan pasien dibandingkan rasio.
4.3 Kolesterol LDL.
Kolesterol LDL merupakan kolesterol “jahat” yang
membawa lipoprotein dengan kerapatan rendah (low-density lipoproteins).
Sebaiknya kadar kolesterol LDL rendah karena berkaitan dengan risiko lebih
tinggi penyakit jantung. Kolesterol LDL atau Lemak yang “Jahat” Kolesterol LDL adalah lemak yang
“jahat”, karena bisa menimbun pada dinding dalam dari pembuluh darah, terutama
pembuluh darah kecil yang mensuplai makanan ke jantung dan otak. Timbunan lemak
itu makin lama makin tebal dan makin keras, yang dinamakan arteriosklerosis,
dan akhirnya menyumbat aliran darah. Kolesterol LDL yang optimal adalah bila
kadarnya dalam darah di bawah 100 mg/dl. Kolesterol LDL 100 – 129 mg/dl
dimasukkan kategoriperbatasan (borderline), apabila di atas 130 dan disertai
factor risiko lain seperti merokok, gemuk, diabetes, tidak olahraga, apalagi
jika sudah mencapai 160 atau lebih, maka segera perlu diberi obat.
Kurang dari 100
|
Optimal
|
100-129
|
Mendekati optimal
|
130-159
|
Batas normal tertinggi
|
160-189
|
Tinggi
|
Lebih dari 190
|
Sangat tinggi
|
LDL adalah
pengangkut kolesterol dari liver ke sel-sel. Bila terlalu banyak LDL, kolesterol
akan menumpuk di dinding-dinding arteri dan menyebabkan sumbatan arteri
(aterosklerosis). Semakin rendah kadar LDL, semakin kecil risiko Anda terkena
serangan jantung dan stroke. Faktor risiko penyakit jantung dan stroke lainnya
menentukan seberapa tinggi LDL Anda seharusnya dan penanganan apa yang tepat
bagi Anda.
4.3.1
Menghitung kolesterol LDL
Bila trigliserida kurang dari 400 mg/dL, dokter dapat menghitung kadar LDL
kolesterol berdasarkan kadar kolesterol total, kolesterol HDL dan trigliserida
yang telah diperiksa. Persamaan yang digunakan dokter : Kolesterol LDL = kolesterol
total-( kolesterol HDL + trigliserida/5 ). Hanya dokter yang sebaiknya
menentukan cara terbaik untuk mengevaluasi dan menafsirkan kadar kolesterol.
Diskusikan dengan dokter bila memiliki pertanyaan tentang kadar kolesterol atau
cara terbaik untuk mengurangi risiko terkena penyakit jantung.
4.4 Rasio Kolesterol
Yang dimaksud dengan Rasio Kolesterol (Cholesterol Ratio) adalah
perbandingan dari kolesterol total dibagi dengan kolesterol HDL. Misalnya bila
kolesterol total anda 200 mg/dl, kolesterol HDL 50 mg/dl, maka Rasio Kolesterol
adalah 200 : 50 = 4 : 1. Upayakan Rasio selalu di bawah 5 : 1, rasio yang
optimal adalah 3.5 : 1.
Kolesterol
pada Wanita
Umumnya
wanita mempunyai kolesterol HDL yang lebih tinggi daripada pria. Hormon
estrogen wanita bisa menaikkan HDL, sehingga wanita sebelum menopause jarang
kena serangan jantung. Wanita juga lebih banyak yang trigliseridanya tinggi.
Makin tua dan makin gemuk, menyebabkan kolesterol dan trigliseridanya makin
tinggi pula. Sebenarnya proses penebalan pembuluh darah atau arteriosklerosis
dimulai dari kolesterol yang tinggi pada masa anak. Oleh karena itu, upayakan
kolesterol darah di bawah 170 mg/dl dan kolesterol LDL paling tinggi 110 mg/dl
untuk anak dan remaja.
Untuk
memperbaiki kadar trigliserida omega 3 dan serat memiliki peranan yang cukup
penting. Oleh karena itu konsumsi suplemen jely gamat, spirulina dan vitaluxor
dianjurkan bagi mereka yang memiliki masalah. Kalung bio Fir dapat
digunakan untuk menunjang kesehatan. sekedar info berikut ini adalah
ambang batas trigliserida dalam darah sbb :
1.
Kadar yang diingini : maksimal 150 mg / dl
2.
kadar ambang batas tinggi : antara 151 - 250 mg /dl
3.
Kadar trigliserida tinggi : 251 - 400 mg / dl
4.
Kadar trigliserida amat tinggi : 401 mg / dl atau lebih
V.
ALAT DAN BAHAN
5.1 ALAT
1. Spektrometer
2. Kuvet
3. Pipet
piston
4. Tabung
reaksi
5.2 BAHAN
1. Serum
2. Reagen
3. Standar
VI.
PROSEDUR
Pertama
blangko reagen diukur. Lalu dibuat larutan standar dengan cara 2 ml reagen dan
0,02 ml standar dipipetkan kedalam tabung reaksi, larutan standar tersebut di
inkubasikan pada suhu 20°-25° selama 10 menit lalu diukur absorbansinya.
Percobaan dilakukan selama 60 menit. Kemudian dibuat larutan sampel dengan cara
2ml reagen dan 0,02 ml sample (serum) dipipetkan kedalam tabung reaksi yang
kemudian diinkubasikan selama 10 menit pada suhu 20°-25°, lalu diukur
absorbansinya. Percobaan dilakukan selama 60 menit.
VII.
DATA PENGAMATAN
Konsentrasi Kolesterol = x 200
= x 200
= 149, 67 mg/dL
VIII. PEMBAHASAN
Pada
praktikum kali ini akan dibahas mengenai penentuan kadar kolesterol yang
bertujuan untuk mengetahui kadar kolesterol darah pada pasien. Seperti yang
telah kita ketahui kolesterol merupakan komponen struktural yang penting dari
membran sel dan prekursor pada biosintesis asam empedu dan hormon steroid. Penentuan
kadar kolesterol ini dilakukan berdasarkan pada metode CHOD-PAP, yang mana
kolesterol total ditetapkan langsung dalam serum dengan satu sisi reaksi dimana ester
kolesterol dihidrolisis, gugus 3-OH dioksidasi, kemudian hidrogen peroksida
yang merupakan salah satu hasil reaksi ditetapkan secara enzimatik.
Pertama
blangko reagen diukur terlebih dahulu panjang gelombangnya untuk memastikan
bahwa panjang gelombang yang dimiliki oleh blangko reagen sesuai dengan panjang
gelombang menurut literatur yaitu 546. Dan juga untuk melihat apakah reagen
tersebut murni atau tidak. Pengukuran pada panjang gelombang tersebut adalah
karena pada panjang gelombang tersebut hasilnya akan terdeteksi. Kemudian
setelah diukur panjang gelombang dari blangko reagen dilanjutkan dengan membuat
larutan standar yang berisi 2ml reagen yang berisi 4-aminofenazon, fenol,
peroksidase, kolesterol esterase, kolesterol oksidase dan pipes buffer, juga 0,02ml
standar. 2ml reagen dan 0,02ml standar tersebut dipipetkan dengan menggunakan
mikro pipet kedalam tabung reaksi. Pemipetan ini dilakukan dengan menggunakan
mikro pipet bertujuan agar jumlah larutan yang dipipet sesuai dengan yang
diminta karena pada mikro pipet ini terdapat settingan volume yang akan
digunakan untuk memipet sehingga larutan yang akan kita pipet akan sesuai
dengan apa yang kita inginkan. Kemudian
larutan standar tersebut diinkubasikan pada suhu 20°-25° C (suhu ruangan)
selama 10 menit. Alasan dilakukannya inkubasi ini adalah karena pada reagen
yang terdapat dalam larutan standar tersebut mengandung enzim yang memerlukan waktu tertentu untuk bereaksi
secara optimum, sehingga dibutuhkan waktu inkubasi.
Setelah
diinkubasikan selama 10 menit pada suhu ruangan, larutan standar tersebut
dimasukan kedalam kuvet. Pada saat
memegang kuvet harus diperhatiakan cara memegangnya. Kuvet harus dipegang pada
bagian yang buram, karena jika dipegang pada bagian bening kuvet maka
dikhawatirkan akan mengganggu absorbansi, disebabkan oleh adanya protein dari
tangan kita yang mungkin tertinggal pada kuvet. pada saat penyimpanan kuvet
didalam spektro pun harus diperhatikan. Yaitu bagian kuvet yang dihadapkan pada
sinar adalah yang terdapat garis berupa segitiga. Bukan bagian kuvet yang terdapat
lengkungan disisinya. Jika yang dihadapkan pada sinar adalah bagian kuvet yang
terdapat lengkungan pada sisinya kemungkinan sinar yang akan menembus kuvet
justru akan berbelok arah dan tidak tepat sasaran karena bentuk kuvet yang
tidak simetris.
Kemudian
setelah kuvet yang berisi larutan standar tersebut dimasukan kedalam
spektrofotometer, maka dibaca absorbansinya. Setelah diketahui absorbansinya
maka larutan standar tersebut diinkubasikan kembali selama 10 menit kemudian
diukur kembali nilai absorbansinya. Pengukuran absorbansi ini dilakukan
sebanyak 6 kali atau selama 60 menit untuk memperoleh nilai absorbansi yang
konstan pada larutan sample.
Kemudian
dibuat larutan sample dengan perlakuan yang sama seperti pembuatan larutan
standar. Tetapi pada larutan sampel ini yang dipipet kedalam tabung reaksi
adalah 2ml larutan reagen dan 0,02ml sample (serum) kemudian larutan standar
ini diinkubasikan selama 10 menit pada suhu ruangan yang kemudian dilanjut
dengan memasukannya kedalam kuvet untuk dilihat nilai absorbansinya dengan
menggunakan spektrofotometer. Pembacaan nilai absorbansi pada larutan sampel
juga dilakukan sebanyak 6 kali atau selama 60 menit untuk menghasilkan nilai
absorbansi yang konstan.
Setelah
dilakukan percobaan selama 60 menit atau 6 kali pembacaan absorbansi, maka
nilai absorbansi dari larutan sampel dan larutan standar tersebut di masukan
kedalam persamaan untuk menghitung kadar kolesterol yang terdapat pada sampel
(serum). Akan tetapi didapatkan hasil bahwa absorbansi larutan standar tidak
didapatkan nilai yang konstan. Sedangkan pada absorbansi sampel didapatkan
hasil yang konstan pada menit ke 50 dan 60. Yaitu sama-sama memiliki absorbansi
0,455 nm. Karena pada absorbansi sampel tidak ada yang konstan, maka dari itu
nilai yang diambil untuk menghitung kadar kolesterol ini adalah absorbansi yang paling akhir (nilai
absorbansi yang ke-6) karena pada absorbansi yang paling akhir ini dianggap
sebagai absorbansi yang konstan yaitu yang tidak akan berubah-ubah lagi.
Setelah dimasukan kedalam persamaan ternyata
didapatkan hasil bahwa sample yang diuji memiliki kadar kolesterol 149,67 mg/dL.
Hasil ini menunjukan bahwa sampel yang diuji memiliki kadar kolesterol yang
normal. Pada literatur dijelaskan bahwa kadar kolesterol normal adalah <200 mg/dL. Apabila kadar kolesterol didalam darah
diatas normal yaitu >200 mg/dL maka dapat beresiko terkena stroke ataupun
penyakit jantung koroner. Kadar kolesterol normal berada pada rentang <200
mg/dL, sedangkan batas tinggi kolesterol berada pada rentang 200-239 mg/dL, dan
batas tinggi kolesterol adalah 240 mg/dL. Kolesterol
ini diproduksi di dalam hati serta usus halus yang kemudian akan beredar
didalam darah. Didalam darah, kolesterol terikat oleh suatu zat lipoprotein,
zat tersebut terdiri dari: kilomikron, yaitu suatu zat yang berfungsi membawa
energi dalam bentuk lemak ke otot. VLDL (Very Low Density Lipoprotein), zat
yang berfungsi untuk membawa kolesterol yang telah dikeluarkan oleh hati ke
jaringan otot untuk disimpan sebagai cadangan energi. LDL (Low Density
Lipoprotein), IDL (Intermediate Low Density Lipoprotein), dan HDL (High Density
Lipoprotein). Akan tetapi, pada saat menjalankan fungsinya, kolesterol yang
memiliki kepadatan protein lebih rendah (VLDL, ILDL, LDL) mudah sekali menempel
pada dinding pembuluh darah koroner, sehingga menimbulkan timbunan lemak yang
biasa disebut dengan asterosklerosis. Jika pembuluh darah tersumbat oleh
timbunan lemak tersebut, maka akan menyebabkan stroke, serangan jantung, dan
lainnya yang mengarah fatal kepada tubuh manusia. Oleh karena itu LDL disebut
juga kolesterol jahat. Sementara HDL berfungsi membersihkan dan mengangkut
timbunan lemak dari dinding pembuluh darah ke hati.
Kolesterol
dalam darah yang berada diatas normal disebabkan karena adanya asupan makanan
yang banyak mengandung lemak jenuh dan gaya hidup yang tidak teratur dan
seimbang. Tubuh memang memerlukan kolesterol untuk membantu membentuk dinding
sel, sebagai bahan dasar dari pembentukan hormon-hormon steroid dan sebagai
sumber energi bagi tubuh. Sebenarnya kolesterol secara alami telah dihasilkan
oleh tubuh yang berasal dari organ hati yang menyumbang kolesterol hingga 80 %
sedangkan 20 % lainnya berasal dari sumber makanan dan minuman yang dikonsumsi
setiap harinya.
IX.
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan pada praktikum
kali ini maka dapat disimpulkan bahwa pada penentuan kadar
kolesterol ini harus dilakukan persiapan terhadap pasien terlebih dahulu untuk
menghindari kesalahan dalam pemeriksaan kadar kolesterol. Dan sampel yang diuji
memiliki kadar kolesterol yang normal, yaitu 149,67 mg/dL.
X.
DAFTAR PUSTAKA
Panil, Z, 2007. “Memahami Teori dan Praktik Biokimia Dasar
Medis untuk Mahasiswa Kedokteran, Keperawatan, Gizi dan Analis Kesehatan”:
EGC. Jakarta.
Poedjiadi, Anna. 1994. “Metabolisme
Karbohidrat. Dasar – dasar Biokimia”.
Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).
LAMPIRAN
1.
Tuliskan struktur kolesterol dan jelaskan manfaat
kolesterol di dalam tubuh kita !
2.
Mengapa kolesterol di dalam darah ada dalam bentuk
lipoprotein dan sebutkan macam-macam lipoprotein !
3.
Selain kolesterol, apa saja yang termasuk lipid plasma
?
4.
Bagaimana prinsip pemeriksaan kolesterol dengan metoda
CHOD-PAP ?
Jawab
1.
Struktur kolesterol
Manfaat kolesterol di dalam tubuh adalah sebagai berikut:
a.
Membentuk hormon seks yang sangat penting bagi
perkembangan di fungsi organ seksual
b.
Membentuk hormon korteks adrenal yang penting bagi
metabolisme dan keseimbangan dalam tubuh
c.
Pertumbuhan jaringan otak dan syaraf
d.
Pembungkus jaringan syaraf dan melapisi membran sel
e.
Membuat vit.D yang sangat bermanfaat untuk menyerap
kalsium tubuh sehingga kesehatan tulang dapat terjaga
f.
Bahan baku pembentukan asam garam empedu yang berperan
meningkatkan pembuangan lemak
2.
Kolesterol di dalam darah ada dalam bentuk lipoprotein
karena kolesterol merupakan lemak yang tidak larut dalam darah, maka kolesterol
ini memerlukan bantuan untuk dapat beredar dalam pembuluh darah. Oleh karena
itu kolesterol dalam darah ini akan terikat pada suatu kendaraan yang disebut
lipoprotein yang dapat membantu kolesterol untuk beredar didalam pembuluh
darah. Macam-macam lipoprotein adalah kilomikron, VLDL (very low density
lipoprotein), IDL (intermediet density lipoprotein), LDL (low density
lipoprotein) dan HDL (high density lipoprotein)
3.
Selain protein, yang termasuk lipid plasma adalah asam
lemak bebas, trigliserida dan fosfolipid
4.
Prinsip pemeriksaan kolesterol dengan metoda CHOD-PAP
ini adalah berdasarkan pada metoda CHOD-PAP, yaitu kolesterol total ditetapkan
langsung di dalam plasma atau serum dengan satu sisi reaksi dimana ester
kolesterol dihidrolisis, gugus 3-OH kolesterol dioksidasi, kemudian hidrogen
peroksida yang merupakan salah satu hasil reaksi ditetapkan secara enzimatik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar